
MAKALAH
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
mata kuliah Kewirausahaan
dosen pembimbing : ....................
Disusun Oleh Kelompok 1 :
...........................
1411519
Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH
IAINU KEBUMEN
2015
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar
Belakang
Kewirausahaan
adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa Inggris,unternehmer dalam bahasa
Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia diberi nama kewirausahaan .
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil
risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan
tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu
yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal
(baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil
mungkin tingkat kemiskinan yang tinggi. Menngandalkan investor asing untuk
membuka lapangan kerja tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak
mem-PHK karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau
jalan terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola
piker lulsannya dari berorientasi mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja
sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.
Dalam
kehidupan sehari-hari, masih banyak oang yang menafsirkan dan memandang bahwa
kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan ‘usahawan” atau
“wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap
kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya
dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang
berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun
masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa,
guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasar
dari latar belakang masalah di atas, penulis merumusakan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana karakteristik dan
nilai-nilai hakiki kewirausahaan?
2. Bagaimana sikap dan kepribadian
kewirausahaan?
3. Bagaiman motif berprestasi
kewirausahaan?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik dan
nilai-nilai hakiki kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui sikap dan
kepribadian kewirausahaan.
3. Untuk mengetahui motif berprestasi
kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik
dan Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan
Wirausaha
selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak
setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, ia selalu tekun,
ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya tidak
didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil
resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu,
wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang
diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi
resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata
atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback)
bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada
hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang
sebagai sumber daya bukan tujuan akhir
Beberapa
ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli seperti di atas, secara
ringkas dikemukakan oleh Vernon a Musselman (1989:155), Wasty Sumanto (1989),
dan Geoffey Meredith (1989:5) dalam bentuk ciri-ciri berikut.
1. Keinginan yang kuat untuk berdiri
sendiri.
2. Kemampuan untuk mengambil resiko.
3. Kemampuan untuk belajar dari
pengalaman.
4. Memotivasi diri sendiri.
5. Semangat untuk bersaing.
6. Orientasi pada kerja keras.
7. Percaya pada diri sendiri.
8. Dorongan untuk berprestasi.
9. Tingkat energi yang tinggi.
10. Tegas.
11. Yakin pada kemampuan sendiri.
Dalam
mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula.
Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development Repor” (1986)
yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) dikemukakan
beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, di antaranya memiliki
ciri-ciri:
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan
tegas (assertive).
2. Berorientasi pada prestasi yang
tercermin dalam pandangan dan bertindak (sees and acts)
terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan,
berencana, dan mengutamakan monitoring.
3. Komitmen kepada orang lain, misalnya
dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.
Keberhasilan
atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan kepribadian
seseorang. The officer of Advocacy of Small Business
Administration (1989) yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John
F Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya
memiliki sifat-sifat kepribadian.
Menurut
Ahmad sanusi (1994) ada beberapa kecenderungan profil pribadi wirausaha yang
dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, di antaranya:
1. Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah
terbiasa/ tetap/ sudah teratur/ diatur dan jelas. Ia selalu bosan dengan
kegiatan rutin sehingga timbul harapan-harapan dan keinginan untuk selalu
berubah, ada tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu (nilai tambah yang
berbeda).
2. Makin berani, karena merasa perlu
untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakasa atas nama sendiri.
3. Suka berimajinasi dan mencoba
menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak
lain.
4. Menyatakan suatu prakarsa setelah
gagasan awalnya diterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan
dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk
modifikasi dan perubahan.
5. Sikap hati-hati dan cermat mendorong
kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan
keuntungan. Akan tetapi, jika perlu, ia harus ada kesiapan untuk bersaing.
6. Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal
yang tidak terduga dianggap tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar.
B.
Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan
Alex Inkeles
dan david H. Smith (1974:19-24) adalah salah satu di antara ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974:24)
kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi
modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam
kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru,
selalu membaca perubahan sosial, lebih realitas terhadap fakta dan pendapat,
berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu,
berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai
keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi.
Orang yang
terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi
segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar
hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan
wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan.
Menurut Yurgen Kocka (1975), “Pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan
untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak
lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman perjalanan yang banyak”
(Yuyun Wirasasmita, (1982:44). Dalam konteks ini, juga dijumpai perpaduan yang nyata
antara usaha perdagangan yang sistematis dan rasional dengan kemampuan bereaksi
terhadap kesempatan-kesempatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha
adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat
yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan
suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusian yang berlandaskan
kebenaran dan kebaikan.
Seperti
telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau
individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi
sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan
serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai
kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi sosial (Heijrachman Ranupandoyo,
1982;1). Wirausaha berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang
merupakan gabungan dari lima proses inovasi, yaitu menemukan pasar-pasar baru,
pengenalan barang-barang baru, metode produksi baru, sumber-sumber penyediaan
bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan
inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.
Dalam
perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting suatu
perusahaan. Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa
kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:
1. Inovasi, yaitu usaha untuk
menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.
2. Keberanian untuk menghadapi
resikop, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan
keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
3. Kemampuan manajerial, yaitu
usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi
(1) usaha perencanaan, (2) usaha untuk mengkoordinir, (3) usaha untuk menjaga
kelancaran usaha, (4) usaha untuk mengwasi dan mengevaluasi usaha.
4. Kepemimpinan, yaitu usaha
memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha.
Telah
dikemukakan di atas bahwa wirausaha adalah inovator dalam mengombinasikan
sumber-sumber bahan baru, teknologi baru, metode produksi baru, akses pasar
baru, dan pangsa pasar baru (Schumpeter, 1934). Oleh Ibnu Soedjono (1993)
perilaku kreatif dan inovatif tersebut dinamakan “entrepreneurial action”,
yang ciri-cirinya (1) selalu mengamankan investasi terhadap risiko, (2)
mandiri, (3) berkreasi menciptakan nilai tambah, (4) selalu mencari peluang,
(5) berorientasi ke masa depan.
Perilaku
tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kepribadian wirausaha, yaitu nilai-nilai
keberanian menghadapi risiko, sikap positip, dan optimis, keberanian mandiri,
dan memimpin, dan kemauan belajar dari pengalaman.
Keberhasilan
atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal
maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang berpengaruh
adalah kemauan, kemampuan, dan kelemahan. Sedangkan faktor yang berasal dari
eksternal diri perlaku adalah kesempatan atau peluang.
C.
Motif Berprestasi Kewirausahaan
Para ahli
mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive).
Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede Anggan
Suhandana, 1980:55). Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Teori
motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia mengemukakan hierarki
kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai
dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological
needs), kebutuhan akan keamanan (security needs),
kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri
(esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).
Kebutuhan
berprestasi wirausaha (n’Ach) terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada
2. Selalu memerlukan umpan balik yang
segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal
yang tinggi.
4. Berani menghadapi risiko dengan
penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan
secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas yang
diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia
selalu menghindari tantangan yang sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Kebutuhan
akan kekuasaan (n’Pow), yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan, dan
menguasai orang lain. Ciri umumnya adalah senang bersaing, berorientasi pada
status, dan cenderung lebih berorientasi pada status dan ingin mempengaruhi
orang lain.
Kebutuhan
untuk berafiliasi (n’Aff), yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang
lain. Wirausaha yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai
persahabatan, bekerja sama daripada persaingan, dan saling pengertian. Menurut
Stephen P. Robbins (1993:214), kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang erat
kaitannya dengan keberhasilan manajer saat ini.
Ahli
psikologi lain, Frederik Herzberg (1987) dalam teori motivation-hygienemengemukakan bahwa hubungan dan sikap
individu terhadap pekerjaannya merupakan dua faktor dasar motivasi yang
menentukan keberhasila kerja, yaitu faktor yang membuat orang lain merasa puas
(satisfaction) dan faktor yang membuat orang tidak
merasa puas (dissatisfaction). Faktor internal yang
membuat orang memperoleh kepuasan kerja (job- satisfaction) meliputi prestasi (achievement), pengakuan (recognition),
pekerjaan (the work itself), tanggungjawab (responsibility), kemajuan (advancement), dan
kemungkinan berkembang (possibility of growth).
Sedangkan faktor yang menentukan ketidakpuasan (dissatisfaction)
adalah upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu
pengendalian teknis, mutu hubungan interpersonal (Gibson, 1990:95).
Menurut
Nasution ada tiga fungsi motif, yaitu:
1. Mendorong manusia untuk menjadi
penggerak atau sebagai motor yang melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan ketujuan
tertentu.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan untuk mencapai suatu
tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian
tujuan itu.
Menurut
Zimmerer (1996:3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan,
yaitu:
1. Peluang untuk memperoleh kontrol
atas kemampuan diri.
2. Peluang untuk memanfaatkan potensi
yang dimiliki secara penuh.
3. Peluang untuk memperoleh manfaat
secara finansial.
4. Peluang untuk berkontribusi kepada
masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keberhasilan
atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian
seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration.
bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat
kepribadian.
Seperti
telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau
individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian
rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.
Para ahli
mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive).
Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi
1. Saran
Disarankan
mahasiswa yang menkaji tentang Ilmu Ekonomi Islam mampu memiliki sifat-sifat
seperti yang dikemukakan di atas, agar mnejadi seorang Ekonom yang handal di
bidang wirausaha, seperti yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hendro. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
2011.
Kasali
Rhenald. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan
Publika. 2010.
Justin G
Longecker, Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta
: Salemba Empat. 2000.
Mas’ud
Machfoedz, Kewirausahaan, Suatu Pendekatan Kontemporer,
Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2004.
Makalah Konsep
Dasar Kewirausahaan
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
Pendahuluan
Kewirausahaan
di Indonesia boleh dikatakan belum berkembang. Berdasarkan hasil penelitian
seorang ilmuwan Amerika Serikat (AS), David McClelland, suatu negara dapat
dikatakan makmur, minimal harus memiliki jumlah wirausahawan sebanyak dua
persen dari jumlah populasi penduduknya. Sedangkan jumlah wirausahawan di
Indonesia hanya 0,18% nya. Sepertinya masyarakat di Indonesia masih belum bisa
melepaskan corak agrarisnya dan enggan berinovasi untuk menciptakan lapangan kerja.
Makalah ini
ditulis dengan tujuan membuka mata masyarakat Indonesia terutama kaula muda
untuk berwirausaha karena adanya jumlah wirausahawan yang ideal dan memiliki
pengabdian kepada negaranya merupakan salah satu komponen agar Indonesia bisa
menjadi negara yang makmur dan sejahtera serta mampu bertahan dan bersaing
dengan negara-negara lain.
Isi
Pengertian
Kewirausahaan
Pasti kita
pernah mendengar kata wirausaha. Wirausaha sama dengan wiraswasta. Secara
etimologi, wira artinya layak dicontoh, usaha artinya berkemauan keras,
sedangkan swasta artinya berdiri di kaki sendiri. Intinya suatu bentuk usaha
untuk mencapai kesuksesan dengan kemampuan sendiri. Jadi kewirausahaan menurut
John Kao adalah “suatu usaha untuk menciptakan nilai melalui suatu peluang
bisnis dengan mengambil risiko yang tepat dan melalui komunikasi dan manajemen
untuk memobilisasi sumber daya manusia, modal, dan barang guna suatu
keberhasilan”.
Karakteristik
Wirausahawan
Sebenarnya
banyak sekali hal-hal yang harus dimiliki dalam diri seorang wirausahawan. Hal
ini diperlukan agar wirausahawan mampu bersaing dengan dunia luar dan mencapai
kesuksesan.
Hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut.
- Memiliki keinginan dan keberanian.
Untuk
memulai berwirausaha diperlukan keinginan dan keberanian yang kuat, siap
mental, fisik dan psikis. Karena ini adalah langkah awal menuju sebuah
kesuksesan.
- Memiliki intuisi.
Siapa saja
bisa jadi wirausahawan, tidak ada tes atau wawancaranya. Orang yang
berpendidikan rendah maupun tinggi, orang yang modalnya sedikit atau banyak,
bisa melakukannya. Intuisi dapat diperoleh dengan cara saling berbagi
pengalaman dengan orang lain dan mempelajari pengalaman orang lain.
- Berani mengambil risiko.
Segala
sesuatu yang diperbuat pasti memiliki risiko. Seorang wirausawan harus siap
untuk sukses dan harus siap gagal, terlebih lagi jika ia belum memiliki
pengalaman apapun mengenai berwirausaha.
- Bersikap optimis.
Sikap
optimis sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan, karena optimisme merupakan
dorongan dalam diri untuk terus maju.
Motif
Berwirausaha
Berikut ini
adalah beberapa alasan mengapa seseorang tertarik untuk berwirausaha dari
berbagai segi ;
- Keuangan, untuk mencari nafkah, ingin menjadi kaya, menambah pendapatan, jaminan atau tabungan di masa depan.
- Sosial, untuk memperoleh status yang lebih tinggi / gengsi, dihormati banyak orang, dan mengenal dan dikenal banyak orang.
- Pelayanan, untuk membahagiakan orang tua/orang terdekat, memberi lapangan pekerjaan bagi orang lain, memakmurkan dan mensejahterakan Indonesia secara tidak langsung.
- Kepribadian, untuk melatih diri manjadi pribadi yang tanggung jawab, mandiri, tidak bergantung kepada orang lain, inovatif, kreatif, produktif.
- Berprestasi, untuk mencapai kepuasan terbaik dengan cara terbaiknya, menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32).
Proses
Kewirausahaan
Menurut Carol
Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi. Sebuah inovasi dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman.
Contoh faktor eksternal nya adalah aktivitas, peran,dan peluang. Oleh karena
itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi
lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
- Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
- Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
- Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
- Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Trend
Kewirausahaan di Indonesia dan di Dunia
Jumlah
wirausahawan menjadi sangat penting untuk sebuah bangsa, seperti yang
dituturkan oleh pengusaha nasional dan pendiri Universitas Sahid (Usahid), Prof
Sukamdani Sahid Gitosardjono, karena kehadiran mereka membuat perekonomian
negara akan semakin sejahtera dan kuat. Tetapi kewirausahaan di Indonesia belum
begitu berkembang. Sebenarnya Pemerintah sudah melakukan upaya yang
komperehensif untuk meningkatkan dan menggalakkan kewirausahaan seperti
seminar, lokakarya, simposium, diskusi, sampai pelatihan kewirausahaan. Namun
kewirausahaan memang belum membudaya dan adanya pemikiran masyarakat yang
‘rendah diri’ karena adanya perasaan tidak memiliki modal, tidak mempunyai
kecakapan berwirausaha, dan tidak berani mengambil risiko.
Namun yang
banyak di Indonesia adalah UKM. UKM merupakan bentuk usaha yang paling banyak
dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Saat ini jumlah UKM di Indonesia sangat
banyak. UKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Menurut kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM) data UKM berkontribusi sebesar 56,7 %
dari total GDP dan telah mampun memperkerjakan 79 juta orang. Namun jumlah
wirausahawan hanya sebesar 0.18% dibandingkan dengan sesuai standardnya sebesar
2%.
Banyak
wirausahawan muda yang belum mengerrti mengenai penataan bisnis sehingga hanya
mengandalkan modal dan pengetahuan seadanya. Oleh karena itu Angel Investor,
orang kaya di Indonesia, menjadi mentor yang dapat memberikan pengalaman,
pengetahuan, dan kontak bagi wirausahawan muda. MEKAR, sebuah inisiatif Putera
Sampoerna Foundation yang bergerak di bidang kewirausahaan, juga menyediakan
program pelatihan dan konsultasi dalam membantu wirausahawan muda dalam
mengembangkan perencanaan bisnis yang baik serta memberikan seminar bulanan
mengenai angel investing bagi para pemodal dan para wirausahawan.
Saat ini,
internet sudah sangat mendunia. Semua orang telah akrab dengan internet dalam
hal memperoleh informasi, komunikasi, proses belajar mengajar, transaksi jual
beli, hiburan, semuanya bisa dilakukan lewat internet. Hingga shop online pun
marak dijumpai karena sangat praktis dan tidak perlu bertatap muka.
Pola Pikir
Wirausahawan
- Percaya diri
Seorang
wirausaha harus percaya diri terhadap apa yang dikerjakannya. Karena jika it
tidak punya rasa percaya diri ia tidak akan pernah maju.
- Berorientasi pada prestasi
- Berani mengambil risiko
Segala
sesuatu yang kita lakukan pasti memiliki risiko. Seberat apapun risikonya,
seharusnya tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk mengambil keputusan atau
berwirausaha.
- Berjiwa independen
Dalam
mengambil keputusan untuk melakukan suatu kebijakan, seorang wirausaha harus
memutuskannya sendiri. Ia juga harus tegas dalam berpendirian. Jika tidak, ia
akan mudah terpengaruh oleh orang lain yang mungkin saja bisa merupakan hal-hal
negatif yang membahayakan.
- Kreatif dan inovatif
Untuk
mencapai kesuksesan, kreatif dan inovatif sangatlah dibutuhkan karena
persaingan dalam bidang kewirausahaan sangatlah ketat. Bisa dibilang hal ini
salah satu faktor besar yang menentukan sukses tidaknya usaha seseorang.
- Ulet dan tekun
Berwirausaha
bukanlah hal yang mudah, jadi perlu keuletan dan ketekunan untuk berwirausaha
yang benar agar tercapai sebuah kesuksesan.
Penutup
Kewirausahaan
bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan sehingga banyak yang perlu dipelajari
dan diperhatikan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dewasa ini kewirausahaan
sudah mulai berkembang diiringi oleh majunya teknologi, pengetahuan, dan faktor
pendorong lainnya. Semoga dengan berjalannya waktu wirausahawan di Indonesia
ini bisa bertambah dan membuat Indonesia sekahtera dan makmur.
Daftar Pustaka
pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files…/99012-2-122279741938.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar