Sabtu, 30 Mei 2015

BELAJAR SAMBIL BERMAIN DAN BERWIRAUSAHA











KEWIRAUSAHAAN









BERIKAN KESEMPATAN BAGI ANAK UNTUK BERLATIH SAMBIL BERMAIN

ENTREPRENEURSHIP




KEGIATAN STUDY NYATA BAGI ANAK SANGATLAH PENTING,UNTUK MENGEMBANGKAN BAKAT JIWA ENTREPRENEURSHIP ATAU JIWA KEWIRAUSAHAAN BAGI ANAK,,,
OLEH KARENA ITU PENDIDIKAN SEJAK DINI SANGATLAH PENTING,,,

STUDY NYATA KE HOME INDUSTRY


MANCHESTER UNITED

Apa yang Dirindukan Falcao Setelah Dibuang MU?

By
on
Melalui Instagram, Falcao tak lupa mengucapkan terima kasih kepada MU dan fans. Mantan pemain River Plate itu mengaku akan sangat merindukan fans MU yang selalu setia memberikan dukungan kepadanya

"Saya ingin berterima kasih kepada Manchester United dan semua fans untuk setiap kata dan isyarat dukungan yang mereka berikan kepada saya di setiap pertandingan. Saya tidak akan pernah melupakan itu !!"

Kamis, 28 Mei 2015

COPAS CARA MEMBUAT TULISAN BERGERAK



Cara Membuat Tulisan / Link Berkedip (Blink) di Blog
Ilustrasi tag <blink>, yang digunakan untuk membuat teks berkedip (Gambar tidak terlihat? Klik kanan tulisan ini, dan pilih 'Reload Image!')

Cara Membuat Tulisan / Link Berkedip di Blog – Beberapa waktu yang lalu saya sempat membagikan artikel yang membahas cara membuat teks berjalan / bergerak di blog, dan cara membuat efek link membesar saat disentuh di blog. Kali ini saya akan membagikan cara membuat tulisan (teks) ataupun link berkedip (dikenal juga dengan efek blink) di blog. Tutorial ini tidak hanya berlaku untuk blog, namun juga dapat diaplikasikan untuk website.
Tujuan pemasangan tulisan (teks) atau link berkedip ini tidak lain untuk menarik perhatian pengunjung blog agar memperhatikan tulisan yang berkedip. Hal yang sama juga berlaku untuk link. Tujuannya, ya tentu saja agar pengunjung tertarik mengklik link tersebut. Agar link semakin menarik untuk di klik, tambahkan juga title dan alt text di link tersebut. Oh, iya. Satu lagi. Efek ini hanya bekerja pada browser dengan basis Mozilla, semacam Mozilla Firefox.
Oke, to the point (lagi). Berikut ini cara mudah membuat tulisan atau link berkedip (blink) di blog. Perhatikan script tulisan / link berkedip dibawah :
<blink>Cara Membuat Tulisan / Link Berkedip di Blog</blink>
Jika dipasangkan di blog (melalui menu HTML pada post, atau HTML/Javascript pada menu Tambahkan Gadget), teks tersebut akan terlihat seperti berikut:
Cara Membuat Tulisan / Link Berkedip di Blog
Singkatnya, untuk membuat tulisan berkedip, ganti tulisan yang berwarna merah dengan tulisan yang Anda inginkan, kemudian pasangkan pada menu HTML (disebelah tombol Compose pada Entri Baru) atau HTML/Javascript pada menu Tambahkan Gadget. Jika Anda ingin mengubah warna tulisan / teks, tambahkan kode <div style='color: #FF8000;'></div> diantara kode <blink>…</blink>. Sehingga kodenya akan menjadi :
<div style='color: #FF8000;'><blink>Cara Membuat Tulisan / Link Berkedip di Blog</blink></div>
Kode teks berkedip diatas, jika dipasang akan terlihat seperti berikut ini :
Cara Membuat Tulisan / Link Berkedip di Blog
Ganti warna teks tersebut dengan mengganti kode #FF8000. Untuk mengetahui daftar kode warna, klik disini.
Untuk membuat link berkedip, kodenya sama. Hanya saja, ganti teks Cara Membuat Tulisan / Link Berkedip di Blog dengan <a href=‘http://urlanda’>Judul Link</a>. Contoh script link berkedip di blog :
<blink><a href='http://xxpc123xx.blogspot.com/2012/09/alt-text-seo-pada-gambar-di-blogger.html'>Alt Text – SEO Pada Gambar di Blog</a></blink>
Sehingga, saat script diatas dipasang, akan terlihat seperti berikut :
Untuk mudahnya, Anda dapat langsung menyalin script diatas (untuk membuat link berkedip), kemudian ganti tulisan yang berwarna biru dengan url Anda, dan yang berwarna ungu dengan judul link.
Cara Memasang Tulisan / Link Berkedip di Blog
Terdapat 2 cara untuk memasang link atau teks berkedip di blog Anda. diantaranya :
Cara Pertama – Memasang Tulisan / Teks Berkedip Didalam Posting Blog
1.    Buka Blogger, dan klik tombol Buat Entri (yang berbentuk pensil berwarna oranye)
2.    Klik tombol HTML yang berada disebelah tombol Compose (kedua tombol ini berada di pojok kiri atas, dibawah logo Blogger).
3.    Masukkan kode tulisan atau link berkedip yang ada diatas (setelah sebelumnya Anda edit).
4.    Terakhir, klik Publikasikan untuk mempublikasikannya. Atau, kembali klik tombol Compose untuk menambah isi posting Anda.
Cara Kedua – Memasang Teks / Link Berkedip Sebagai Widget Blog
Dengan cara ini, teks atau link berkedip akan dipasang sebagai widget, sehingga dapat diletakkan dibawah judul blog, disamping posting, dsb.
  1. Buka Blogger, dan masuk ke Tata Letak.
  2. Klik Tambahkan Gadget ditempat Anda ingin memasang teks atau link berkedip (blink) ini.
  3. Pilih HTML/Javascript pada window baru yang muncul.
  4. Pastekan kode teks atau link berkedip (blink) diatas (yang tentunya sudah Anda ubah).
  5. Terakhir, klik Simpan. Buka blog Anda untuk melihat efek teks atau link berkedip di blog.
Agar terlihat lebih unik, Anda dapat menggabungkan efek tulisan atau link berkedip ini dengan efek teks (tulisan) bergerak di blog (marquee).Selamat mencoba! Tolong tinggalkan komentar, share dan like posting ini (berikan pula Google +)! Terima kasih, dan salam blogger!

ABA


                                                                               PEACE

SELAMAT PAGI

BU ARI

biografi AL FARGHANI



Biografi Al-Farghani: Perintis Astronomi Modern
Al-Farghani adalah seorang ahli astronomi muslim yang sangat berpengaruh. Nama lengkapnya adalah Abu al-Abbas bin Muhammad bin Kalir al-Farghani. Di Barat, para ahli astronomi abad pertengahan mengenalnya dengan sebutan al-Farghanus. 

Al-Farghani berasal dari Farghana, Transoxania. Farghana adalah sebuah kota di tepi sungai Sardaria, Uzbekistan. Ia hidup di masa pemerintahan khalifah al-Ma'mun (813-833) hingga masa kematian al-Mutawakkil (847-881). Al-Farghani sangat beruntung hidup di dua masa tersebut karena pemerintah kekhalifahan memberi dukungan penuh bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Buktinya, sang khalifah membangun sebuah lembaga kajian yang disebut Akademi al-Ma'mun, dan mengajak al-Farghani untuk bergabung. Bersama para ahli astronomi lain, ia diberi kesempatan menggunakan peralatan kerja yang sangat canggih pada masa itu. Ia memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengetahui ukuran bumi, meneropong bintang, dan menerbitkan laporan ilmiah. Pada tahun 829, al-Farghani melakukan penelitian di sebuah observatorium yang didirikan oleh khalifah al-Ma'mun di Baghdad. Ia ingin mengetahui diameter bumi, jarak, dan diameter planet lainnya. Pada akhirnya, ia berhasil menyelesaikan penelitian tersebut dengan baik.

Al-Farghani juga termasuk orang yang turut memperindah Darul Hikmah al-Ma'mun dan mengambil bagian dalam proyek pengukuran derajat garis lintang bumi. Al-Farghani juga berhasil menjabarkan jarak dan diameter beberapa planet. Pada masa itu, hal tersebut merupakan pencapaian yang sangat luar biasa.

Hasil penelitian al-Farghani di bidang astronomi ditulisnya dalam berbagai buku. Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum (Asas-Asas Ilmu Bintang) adalah salah satu karya utamanya yang berisi kajian bintang-bintang. Sebelum masa Regiomontanus, Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum adalah salah satu buku yang sangat berpengaruh bagi perkembangan astronomi di Eropa.

Di dalam buku tersebut, al-Farghani memang mengadopsi sejumlah teori Ptolemaeus, tapi ia mengembangkanya lebih lanjut hingga membentuk teorinya sendiri. Tak heran, Harakat a-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum mendapatkan respon yang positif dari para ilmuwan muslim dan non muslim. Buku ini pun diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris mengalami perubahan judul menjadi The Elements of Astronomy. Pada abad XII, buku ini diterjemahkan pula dalam dua versi bahasa Latin. Salah satunya diterjemahkan oleh John Seville pada tahun 1135, sebelum kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada tahun 1460-an. Sebelum tahun 1175, karya ini juga sempat diterjemahkan oleh Gerard Ceremona.
Biografi Al-Farghani: Perintis Astronomi Modern
Selanjutnya, Dante melengkapi karya al-Farghani ini dengan menambahkan pendapatnya tentang astronomi dan memasukkan karyanya yang berjudul La Vita Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi yang bernama Jacob Anatoli juga menerjemahkan karya ini dalam bahasa Yahudi, dan menjadi terjemahan latin versi ketiga (1590). Pada tahun 1669, Jacob Golius menerbitkan teks Latin yang baru. Bersamaan dengan itu, sejumlah ringkasan karya al-Farghani telah beredar di kalangan para ilmuwan. Di kemudian hari, The Elements of Astronomy diakui sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh bagi para ilmuwan masa itu.

Tidak hanya aktif di bidang astronomi, al-Farghani juga aktif di bidang lain, seperti teknik. Seorang ilmuwan yang bernama Ibnu Tughri Birdi berkata bahwa al-Farghani pernah ikut melakukan pengawasan pada proyek pembangunan Great Nilometer di Kairo Lama (861). Nilometer adalah sebuah alat pengukur pasang-surut air sungai Nil. Alat ini dibangun di pulau Roda, sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan Kairo. Nilometer berbentuk tiang yang mampu mencatat ketinggian air. Bangunan tersebut berhasil diselesaikan bersamaan dengan meninggalnya khalifah al-Mutawwakil, sang pencetus pembagunan Nilometer.

Al-Farghani juga pernah ditugaskan melakukan pengawasan pada sebuah proyek penggalian kanal di kota baru, al-Ja'fariyya, yang terletak berdekatan dengan Samaran di daerah Tigris. Proyek tersebut bernama Kanal al-Ja'fari. Saat itu, al-Farghani memerintahkan para pekerja untuk membuat bagian hulu kanal lebih dalam dari pada bagian yang lain. Dengan begitu, tidak akan ada air yang mengaliri kanal tersebut, kecuali jika permukaan air sungai Tigris sedang pasang. Kebijakan al-Farghani ini sempat membuat khalifah marah, namun hitungan al-Farghani kemudian dibenarkan oleh seorang pakar teknik yang berpengaruh, Sind bin Ali. Akhirnya, sang khalifah mau menerima kebijakan tersebut. Dalam bidang teknik, al-Farghani juga membuat karya dalam bentuk buku, yaitu Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti, dan Kitab 'Amal al-Rukhamat.

Karya utama al-Farghani yang berbahasa Arab masih tersimpan baik di Oxford, Paris, Kairo, dan di perpustakaan Universitas Princeton. Atas karya dan jasanya yang begitu banyak, nama al-Farghani dikenal sebagai salah satu perintis astronomi modern. Al-Farghani adalah tokoh yang memperkenalkan sejumlah istilah astronomi asli Arab pada dunia, seperti azimuth, nadir, dan zenith.




Biografi Al-Farghani [Rujukan Astronom Eropa]
http://3.bp.blogspot.com/-d_9UQT3gsbE/Tgn8EAq5BLI/AAAAAAAAAW8/Lvuu8ljYS-k/s1600/Farghani.png
1.Insinyur Sipil di Abad 9

Insinyur sipil Muslim dari abad ke-9 M itu bernama lengkap Abu'l-Abbas Ahmad ibnu Muhammad ibnu Kathir Al-Farghani. Ilmuwan yang terlahir di Farghana, Tansoksiana, itu biasa dipanggil Al-Farghani. Orang Barat biasa menyebutnya Al-Fraganus. Sebelum terjun dalam bidang teknik sipil, sejatinya Al-Farghani adalah seorang astronom. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum (Elemen-elemen Astronomi) yaitu buku tentang gerakan menyeluruh surgawi dan ilmu tentang bintang-bintang, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di abad ke-12 dan diberikan pengaruh yang besar atas astronom eropa sebelum Regiomontanus. Al-Farghani begitu populer sebagai astronom, karena mampu menetapkan diameter bumi sejauh 6.500 mil serta menemukan diameter planet-planet. Di era kepemimpinan Khalifah Al-Mutawakil, Al-Farghani lalu terjun di bidang teknik.

Menurut sejarawan Ibnu Tughri Birdi, Al-Farghani dipercaya untuk mengawasi pembangunan Great Nilometer di Fustat (kota tua Kairo). Pembangunan megaproyek Great Nilometer itu rampung pada tahun 861 M, bersamaan dengan meninggalnya Khalifah Al-Mutawakil. Proyek lainnya yang digarap Al-Farghani adalah pengggalian kanal Al-Ja'fari.

Al-Farghani ditugaskan dua putera Khalifah Al-Mutawakil, yakni Muhammad dan Ahmad, untuk mengawasi proyek penggalian kanal itu. Kanal itu melalui kota baru Al-Ja'fariyah yang dibangun Al-Mutawakil dekat Samarra, di Tigris. Sayangnya, proyek penggalian kala yang diawasi Al-Farghani itu tak terlalu sukses.

Sebab, kanal itu tak bisa mengalirkan air dengan baik, kecuali bila ketinggian Sungai Tigris sedang tinggi. Konon, khalifah pun sempat marah, karena Al-Farghani ternyata salah perhitungan. Akibatnya, dia lebih dijuluki sebagai sebagai insinyur teoritis dibandingkan insinyur praktik.

Namun hitungan Al-Farghani kemudian dibenarkan oleh seorang pakar teknik lainnya yang berpengaruh pula, yaitu Sind Ibn Ali. Sind membenarkan perhitungan yang dilakukan oleh Al-Farghani. Paling tidak ini membuat khalifah menerima kebijakan tersebut

Pada tahun 987 M, Ibnu Al-Nadim mengungkapkan, Al-Farghani berhasil menulis dua buku penting dalam bidang teknik yakni, Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti dan Kitab Amal Al-Rukhmat atau 'Book on the Construction of Sun-dials.

2.Al Farghani, Rujukan Astronom Eropa


Astronomi merupakan ilmu yang telah lama menjadi objek kajian umat Islam. Melalui kajian ilmu ini umat Islam mampu mengurai misteri benda-benda langit dan memberikan sumbangan berharga di dalamnya. Tak heran pula jika banyak astronom Muslim dan menyumbangkan pemikirannya dalam karya yang dibukukukan.

Sebagian besar karya mereka pun menjadi rujukan. Tak hanya oleh ilmuwan semasanya yang juga Muslim namun juga oleh ilmuwan non-Muslim. Buku karya mereka telah melintasi batas wilayah. Karya mereka tak hanya dirujuk di negeri asalnya namun juga bangsa-bangsa lainnya, semisal di Eropa

.Salah satu astronom Muslim yang berhasil menorehkan prestasi gemilang itu adalah Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia adalah salah satu astronom yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Al-Mamun pada abad kesembilan dan pewaris pemerintahan selanjutnya.

Pada masa itu pemerintah memang memberikan dukungan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kajian astronomi. Bahkan khalifah membangun sebuah lembaga kajian yang sering disebut sebagai Akademi Al-Mamun. Al-Farghani merupakan salah satu ilmuwan yang direkrut untuk bergabung di dalam akademi tersebut.

Al-Farghani bersama astronom lainnya telah menggunakan peralatan kerja yang canggih pada masanya. Mereka mampu memanfaatkan fasilitas yang ada, hingga mampu menghitung ukuran bumi, meneropong bintang-bintang dan menerbitkan berbagai laporan ilmiah.

Al-Farghani (wafat 870 M), dipandang sebagai salah satu ahli astronomi terbesar yang pernah hidup. ia banyak melakukan pengamatan terhadap benda-benda angkasa pada sebuah observatorium di Bagdad, dan ia berhasil menghimpun data-data tentang Apoge, yakni titik terjauh dan Perige, yaitu tentang titik terdekat pada lintasan benda-benda angkasa dari Bumi.

Teorinya, "Makin lonjong bentuk lintasannya, maka semakin besar perbedaan antara Apoge dan Perige". Disamping itu, ia juga pernah melakukan eksperimen untuk menentukan diameter Bumi.

Karya-karya utamanya masih tersimpan dengan baik di Oxford, Paris, Kairo dan di Perpustakaan Princeton University, dengan berbagai macam judul. Banyak pula buku-bukunya yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi), yang kemudian disebarkan ke seluruh daratan Eropa. Inilah yang membuat al-Farghani dikenal sebagai pelopor Ilmu Astronomi

Al-Farghani meneliti sekaligus menguji teori Ptolemia, dan kemudian ia menyakini bahwa kualitas dari gerakan saling mendahului dari benda langit, adalah dipengaruhi oleh planet-planet dan bintang-bintang.

Dan kemudian Al-Farghani pun mampu menuliskan sebuah karya astronomi yang di kemudian hari menjadi rujukan banyak orang. Ia menuliskan Kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum yang dalam dialihbahasakan menjadi The Elements of Astronomy. Buku ini isinya mengenai gerakan celestial dan kajian atas bintang.

Pada abad kedua belas buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan memberikan pengaruh besar bagi perkembangan astronomi di Eropa sebelum masa Regiomontanus. Al-Farghani memang mengadopsi teori-teori Ptolemaeus namun kemudian ia kembangkan lebih lanjut. Hingga akhirnya ia mampu membentuk teorinya sendiri.

Selain itu ia pun kemudian berhasil menentukan besarnya diameter bumi yang mencapai 6.500 mil. Al-Farghani menjabarkan pula jarak dan diameter planet lainnya. Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa. Tak heran jika buku karya Al-Farghani tersebut mendapatkan respons yang positif tak hanya oleh kalangan Muslim juga ilmuwan non-Muslim.

Terkenalnya karya Al-Farghani ini disebabkan adanya upaya penerjamahan atas karyanya tersebut. Dua terjemahan The Elements of Astronomy dalam bahasa latin ditulis pada abad kedua belas. Salah satunya ditulis oleh John Seville pada 1135 yang kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada 1460-an.

Sedangkan terjemahan lainnya ditulis oleh Gerard Cremona sebelum 1175. Karya selanjutnya disusun oleh Dante yang dilengkapi oleh pemahaman dirinya mengenai astronomi dan Ia masukan dalam karyanya, La Vita Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi, Jacob Anatoli menerjemahkannya pula ke dalam bahasa Yahudi.

Ini menjadi versi latin ketiga yang dibuat pada 1590. Dan pada 1669 Jacob Golius menerbitkan teks latin yang baru. Bersamaan dengan karya-karya tersebut, banyak ringkasan karya Al-Farghani yang beredar di kalangan saintis dan ini memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran Al-Farghani di Eropa.

Kelak kemudian hari, The Elements of Astronomy diakui memang sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh. Seorang ilmuwan yang bernama Abd al-Aziz al-Qabisi memberikan komentar atas karya Al-Farghani tersebut, yang kemudian komentar Abd al-Aziz ini tersimpan di Istanbul sebagai manuskrip yang sangat berharga.

Manuskrip lainnya juga banyak bertebaran di berbagi perpustakaan yang ada di Eropa. Ini membuktikan pula bahwa pemikiran Al-Farghani menjadi acuan dalam perkembangan astronomi di Eropa. Aktivitas Al-Farghani tak melulu di bidang astronomi namun ia pun melebarkan aktivitasnya di bidang teknik.

Paget Toynbee, seorang ilmuwan Oxford abad ke-19, yang ahli dalam pemikiran Dante, menunjukan pengaruh besar al-Farghani terhadap pemikiran Dante dalam karyanya Vita Nuova, dan Convivio. Setelah ia (Toynbee) membandingkan bagian-bagian tertentu dan kalimat-kalimat kunci dalam karya-karya itu, dengan apa yang terdapat dalam buku al-Farghani, "Elements of Astronomy".

Toynbee menyimpulkan, bahwa pembahasan Dante dalam karyanya The Vita Nouva, yang berisikan teori-teori tentang perbandingan antara planet-planet, tentang jarak Venus ke Bumi, Kutub dan Ekuator, dan Bintang-bintang tetap, adalah di dasarkan pada tulisan-tulisan al-Farghani.

Toynbee menambahkan, " .... tulisan al-Farghani ini nampak menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi Dante, dan inilah bukti bahwa ia telah mempelajari dengan teliti karya al-Farghani". Dan karena Dante merasa berhutang banyak kepada al-Farghani bagi data-data astronomi, dan data lainnya sehubungan dengan karyanya yang lain (Convicio), Dante mengakui ke berhutangannya kepada al-Farghani.

Buku The Divine Comedy, juga merujuk pada konsep astronomi al-Farghani. Salah satu contohnya, adalah tentang delapan benda langit yang berputar dalam skala logaritma yang sama dengan dimensi-dimensi yang sebelumnya hal ini telah diperkirakan oleh al-Faghani. (Paget Toynbee, Dante Studies and Research, London, Methuen, 1902, hlm. 56-57).

3.hikmah yang dapat diambil dari Al-Farghani

Dari biografi Al-Farghani diatas kita dapat mengambil hikmah yaitu kita dapat mengetahui tokoh islam zaman dahulu beserta Ilmu yang ditekuninya. Setiap orang juga dapat melakukan kesalahan seperti halnya Al-Farghani, tetapi setiap orang tidak akan bisa menyamai ilmu yang dimiliki Al-Farghani karena Ilmu dalam bidang astronomi dan bidang teknik, Al-Farghani mampu menetapkan diameter bumi sejauh 6.500 mil serta menemukan diameter planet-planet dan dipercaya untuk mengawasi pembangunan Great Nilometer di Fustat (kota tua Kairo).

Semua ilmu yang dimiliki Al-Farghani dapat bermanfaat bagi seluruh umat di bumi ini. Buku karangan Al-Farghani dapat dijadikan inspirasi bagi para pengarang buku yang berada di tahun berikutnya. Seperti pada karangan Paget Toynbee yang berjudul The “Vita Nouva” yang didasarkan dengan buku karangan Al-Farghani, "Elements of Astronomy". yang berisikan teori-teori tentang perbandingan antara planet-planet, tentang jarak Venus ke Bumi, Kutub dan Ekuator, dan Bintang-bintang tetap.





Sang Perintis Astronomi Modern ini memiliki nama lengkap Abu al-Abbas bin Muhammad bin Kalir al-Farghani yang sering dipanggil dengan nama al-Farghani. Tapi para ahli Astronomi barat abad pertengahan mengenalnya dengan sebutan al-Farganus. Beliau berasal dari sebuah kota di tepi sungai sardaria yang disebut Farghana, Transoxania, Uzbekistan.

Pada tahun 829, al-Fraghani melakukan penelian di sebuah observaturium di Baghdad untuk mengetahui diameter bumi, jarak, diameter pelanet lainnya.hasil penelitian al-Fargahani dibidang astronomi ditulisnya dalam berbagai buku salah satunya adalah harakat as-samawiyyawa jawami Ilm an-Nujum (asas-asas ilmu bintang) yang merupakan karya utama beliaudan telah ditejemahkan ke beberapa bahasa lain
Al-Farghani juga pernah aktif dibidang tehnik yaitu melakukakan pengawasan pada proyek pembagunan Great Nilometer di Kairo sekitar tahun 861. Nilometer merupakan alat pengukuran pasang surut air sungai Nil yang dibangun di pulau Roda. Beliau juga pernah ditugaskan menjadi pengawas di kota baru berdekatan dengan samara di daerah Tigris. Proyek tersebut di sebut Kanal al-Ja’fari. Beliau juga menulis beberapa buku seperti Kitab al-Fulus,Ikhtiar al-Majisti, dan Kitab ‘amal al-Rukhamat.

Kitab utama beliau yang berbahasa di simpan di Oxford, paris, Kairo dan diperpustakaan Universitas Princeton. Al-Farghani adalah tokoh yang memperkenalkan sejumlah istilah astrinomi asli arab pada dunia, seperti azimuth, nadir, zenith.















Al-Farghani

Al-Farghani (wafat 870 M), dipandang sebagai salah satu ahli astronomi terbesar yang pernah hidup, yang berasal dari Uzbekistan. Di dunia Barat ia dikenal dengan nama Alfraganus, ia banyak melakukan pengamatan terhadap benda-benda angkasa pada sebuah observatorium di Bagdad, dan ia berhasil menghimpun data-data tentang Apoge, yakni titik terjauh dan Perige, yaitu tentang titik terdekat pada lintasan benda-benda angkasa dari Bumi.

Teorinya, "Makin lonjong bentuk lintasannya, maka semakin besar perbedaan antara Apoge dan Perige". Disamping itu, ia juga pernah melakukan eksperimen untuk menentukan diameter Bumi.

Karya-karya utamanya masih tersimpan dengan baik di Oxford, Paris, Kairo dan di Perpustakaan Princeton University, dengan berbagai macam judul. Banyak pula buku-bukunya yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi), yang kemudian disebarkan ke seluruh daratan Eropa. Inilah yang membuat al-Farghani dikenal sebagai pelopor Ilmu Astronomi

Salah satu karyanya yang fenomenal, adalah The Elements of Astronomy (unsur-unsur astronomi), yang banyak membahas tentang gerakan-gerakan benda-benda langit. Karya ini diterjemahkan dari bahasa Arab kedalam bahasa Latin pada awal abad ke-12, yang kemudian menjadi sangat terkenal di Eropa pada masa itu.

Al-Farghani meneliti sekaligus menguji teori Ptolemia, dan kemudian ia menyakini bahwa kualitas dari gerakan saling mendahului dari benda langit, adalah dipengaruhi oleh planet-planet dan bintang-bintang.

Paget Toynbee, seorang ilmuwan Oxford abad ke-19, yang ahli dalam pemikiran Dante, menunjukan pengaruh besar al-Farghani terhadap pemikiran Dante dalam karyanya Vita Nuova, dan Convivio. Setelah ia (Toynbee) membandingkan bagian-bagian tertentu dan kalimat-kalimat kunci dalam karya-karya itu, dengan apa yang terdapat dalam buku al-Farghani, "Elements of Astronomy".

Toynbee menyimpulkan, bahwa pembahasan Dante dalam karyanya The Vita Nouva, yang berisikan teori-teori tentang perbandingan antara planet-planet, tentang jarak Venus ke Bumi, Kutub dan Ekuator, dan Bintang-bintang tetap, adalah di dasarkan pada tulisan-tulisan al-Farghani.

Toynbee menambahkan, " .... tulisan al-Farghani ini nampak menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi Dante, dan inilah bukti bahwa ia telah mempelajari dengan teliti karya al-Farghani". Dan karena Dante merasa berhutang banyak kepada al-Farghani bagi data-data astronomi, dan data lainnya sehubungan dengan karyanya yang lain (Convicio), Dante mengakui ke berhutangannya kepada al-Farghani.

Buku The Divine Comedy, juga merujuk pada konsep astronomi al-Farghani. Salah satu contohnya, adalah tentang delapan benda langit yang berputar dalam skala logaritma yang sama dengan dimensi-dimensi yang sebelumnya hal ini telah diperkirakan oleh al-Faghani. (Paget Toynbee, Dante Studies and Research, London, Methuen, 1902, hlm. 56-57)



Astronomi merupakan ilmu yang telah lama menjadi objek kajian umat Islam. Melalui kajian ilmu ini umat Islam mampu mengurai misteri benda-benda langit dan memberikan sumbangan berharga di dalamnya. Tak heran pula jika banyak astronom Muslim dan menyumbangkan pemikirannya dalam karya yang dibukukukan.
Sebagian besar karya mereka pun menjadi rujukan. Tak hanya oleh ilmuwan semasanya yang juga Muslim namun juga oleh ilmuwan non-Muslim. Buku karya mereka telah melintasi batas wilayah. Karya mereka tak hanya dirujuk di negeri asalnya namun juga bangsa-bangsa lainnya, semisal di Eropa.
Salah satu astronom Muslim yang berhasil menorehkan prestasi gemilang itu adalah Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Pria yang karib disapa Al-Farghani ini lahir di Farghana. Ia adalah salah satu astronom yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Al-Mamun pada abad kesembilan dan pewaris pemerintahan selanjutnya.
Pada masa itu pemerintah memang memberikan dukungan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kajian astronomi. Bahkan khalifah membangun sebuah lembaga kajian yang sering disebut sebagai Akademi Al-Mamun. Al-Farghani merupakan salah satu ilmuwan yang direkrut untuk bergabung di dalam akademi tersebut.
Al-Farghani bersama astronom lainnya telah menggunakan peralatan kerja yang canggih pada masanya. Mereka mampu memanfaatkan fasilitas yang ada, hingga mampu menghitung ukuran bumi, meneropong bintang-bintang dan menerbitkan berbagai laporan ilmiah.
Dan kemudian Al-Farghani pun mampun menuliskan sebuah karya astronomi yang di kemudian hari menjadi rujukan banyak orang. Ia menuliskan Kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum yang dalam dialihbahasakan menjadi The Elements of Astronomy. Buku ini isinya mengenai gerakan celestial dan kajian atas bintang.
Pada abad kedua belas buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan memberikan pengaruh besar bagi perkembangan astronomi di Eropa sebelum masa Regiomontanus. Al-Farghani memang mengadopsi teori-teori Ptolemaeus namun kemudian ia kembangkan lebih lanjut. Hingga akhirnya ia mampu membentuk teorinya sendiri.
Selain itu ia pun kemudian berhasil menentukan besarnya diameter bumi yang mencapai 6.500 mil. Al-Farggani menjabarkan pula jarak dan diameter planet lainnya. Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa. Tak heran jika buku karya Al-Farghani tersebut mendapatkan respons yang positif tak hanya oleh kalangan Muslim juga ilmuwan non-Muslim.
Terkenalnya karya Al-Farghani ini disebabkan adanya upaya penerjamahan atas karyanya tersebut. Dua terjemahan The Elements of Astronomy dalam bahasa latin ditulis pada abad kedua belas. Salah satunya ditulis oleh John Seville pada 1135 yang kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada 1460-an.
Sedangkan terjemahan lainnya ditulis oleh Gerard Cremona sebelum 1175. Karya selanjutnya disusun oleh Dante yang dilengkapi oleh pemahaman dirinya mengenai astronomi dan ia masukan dalam karyanya, La Vita Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi, Jacob Anatoli menerjemahkannya pula ke dalam bahasa Yahudi.
Ini menjadi versi latin ketiga yang dibuat pada 1590. Dan pada 1669 Jacob Golius menerbitkan teks latin yang baru. Bersamaan dengan karya-karya tersebut, banyak ringkasan karya Al-Farghani yang beredar di kalangan saintis dan ini memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran Al-Farghani di Eropa.
Kelak kemudian hari, The Elements of Astronomy diakui memang sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh. Seorang ilmuwan yang bernama Abd al-Aziz al-Qabisi memberikan komentar atas karya Al-Farghani tersebut, yang kemudian komentar Abd al-Aziz ini tersimpan di Istanbul sebagai manuskrip yang sangat berharga.
Manuskrip lainnya juga banyak bertebaran di berbagi perpustakaan yang ada di Eropa. Ini membuktikan pula bahwa pemikiran Al-Farghani menjadi acuan dalam perkembangan astronomi di Eropa. Aktivitas Al-Farghani tak melulu di bidang astronomi namun ia pun melebarkan aktivitasnya di bidang teknik.
Ini terbukti jika kita mengutip ucapan seorang ilmuwan yang bernama Ibn Tughri Birdi. Ia menyatakan, Al-Farghani pernah ikut dalam melakukan pengawasan pembangunan Great Nilometer, merupakan alat pengukur air, di Fustat atau Kairo Lama.
Bangunan tersebut rampung pada 861 bersamaan dengan meninggalnya Kalifah Al-Mutawwakil yang memerintahkan adanya pembangunan Nilometer tersebut. Tughri menyatakan bahwa semula Al-Farghani memang tak dilibatkan. Namun ia akhirnya terlibat juga karena harus melanjutkan tugas yang dibebankan kepada putra khalifah yaitu Musa Ibn Shakir, Muhamad dan Ahmad.
Ia harus melakukan pengawasan atas penggalian kanal yang dinamakan Kanal Al-Ja'fari di kota baru Al-Ja'fariyya, yang letaknya berdekatakan dengan Samaran di daerah Tigris. Al-Farghani saat itu memerintahkan penggalian kanal dengan membuat hulu kanal digali lebih dalam dibandingkan bagian lainnya.
Maka tak ada air yang cukup mengalir pada kanal tersebut kecuali pada saat permukaan air Sungai Tigris sedang pasang. Kebijakan Al-Farghani ini kemudian didengar oleh sang khalifah dan membuatnya marah. Namun hitungan Al-Farghani kemudian dibenarkan oleh seorang pakar teknik lainnya yang berpengaruh pula, yaitu Sind Ibn Ali.
Sind membenarkan perhitungan yang dilakukan oleh Al-Farghani. Paling tidak ini membuat khalifah menerima kebijakan tersebut. Dalam bidang teknik, Al-Farghani juga menelurkan karya dalam bentuk buku yaitu Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti, dan Kitab 'Amal al-Rukhamat.

src='http://simple-cursor.googlecode.com/svn/trunk/hujan-ketupat.js' type='text/javascript'/>